Pengajian Hari Jumat

 Jumat, 29 Juli 2022

Hary Setyawan, S.Pd.I.


Sholat adalah tiang agama. Sholat harus khusyuk apapun kondisi ataupun keadaannya. Sahabat Ali bin Abi Thalib pernah meminta mencabut anak panah yang tertancap di tubuhnya saat beliau sholat. Ali bin Abi Thalib pun meminta agar anak panah tersebut dicabut ketika ia tengah menunaikan sholat Ashar. Benar saja, ketika beliau tengah khusyuk dengan sholatnya, seorang tabib datang untuk mencabut anak panah itu. 

Sedangkan Ali bin Abi Thalib sama sekali tak merasakan kesakitan. Tatkala beliau memberikan salam, Ali langsung berujar, “Sekarang lukaku agak ringan.” 

Khusyuk seperti inilah yang tak ingin dilewatkan para sahabat ketika sholat. Kenikmatan 'bercakap-cakap' dengan Allah telah menjadi penawar dari segala bentuk kesakitan. Jika sakit yang nyata seperti tertusuk panah saja bisa lenyap dengan sholat, apalagi dengan sakit ruhani. 

Khusyuk bukan berarti lupa segala-galanya. Seperti didefenisikan Imam Ibnu Rajab, khusyuk berarti kelembutan, ketenangan, ketundukan, dan kerendahan diri dalam hati manusia kepada Allah SWT. 








Intinya, seorang hamba menyadari bahwa ia tengah berkomunikasi dengan Allah. Ketahuilah, di akhirat nanti, kenikmatan terbesar seorang hamba ketika menemui Rabb mereka di surga. Bagaimanakah kiranya, ketika mereka bisa merasakan itu di dunia?


Komentar

Postingan populer dari blog ini